Labels

Sosok Romantis dan Melankolis Gatra Laringal




Oktober 2018. Gatralaringal bicara banyak saat GIE manggung di Kampung Buku Jogja (KBJ). Baru kali itu saya melihat sosok di balik lagu-lagu GIE ini banyak bicara. Gatra bicara cinta yang kerap datang dan pergi tidak terduga. Saya ingat benar, perpisahan bukan hal yang mengerikan karena yang mengerikan adalah kita yang tak benar-benar merasakan cinta, kata Gatra di depan ratusan orang yang datang.

Kala itu saya menarik kesimpulan bahwa Gatra adalah sosok romantis sekaligus melankolis. Lihat lagu-lagu GIE yang dibuatnya. Ada "Sendiri Menikmatimu" yang cukup platonik sebelum larik "Aku hanya tak bisa bila kau berdua bersamanya". Lalu di album "Kamar Malas" Gatra memeluk hati orang-orang yang terpisah jarak lewat larik "Saat jarak berkuasa hanya rindu yang tersisa/Jangan takut akan jarak/Ada saatnya ku kan menjemputmu".

Barangkali bukan hanya saya yang menarik kesimpulan seperti itu. Berapa banyak kepahitan dan kesia-siaan yang ia telan sebelum melahirkan banyak larik sakti yang memengaruhi afeksi orang banyak. Kapan terakhir kalinya gitaris ini pernah menyesal lalu mengutuki kehidupannya. Menuntaskan kecurigaan jadi motif utama saya memberanikan diri menghubungi Gatra via media sosial lalu mengklarifikasi kesimpulan yang sebenarnya cukup prematur itu. Beruntung gitaris kelahiran Pemalang 16 April 1990 ini menanggapi ajakan saya untuk tanya jawab.

Berikut kutipan tanya jawab bersama Gatra yang datang bersama Denny Kurniawan.

Kalangjati Saleh Muhammad (KSM) : Halo Mas Gatra apa kabar?
Gatra (G) : Halo Dek Saleh, terima kasih atas apresiasinya. Kabar baik, super!

KSM : Mas seperti yang saya bilang via Line tadi siang, saya boleh tanya-tanya soal Mas Gatra kan ya. Hehehe pertanyaan pertama nih Mas, bener enggak sih Mas Gatra orang yang melankolis?

G : Wahaha, bagaimana jawabnya ya? Saya enggak punya hak untuk melarang-larang pikiran atau kesimpulan orang terhadap saya sih. Kalau memang dari lagu-lagu yang saya ciptakan ada kesan melankolis, tidak bisa saya larang karena berpikir itu kebebasan setiap orang apalagi pendengar GIE.

KSM : Mewakili pendengar GIE, banyak yang menarik simpulan seperti itu dari lirik di lagu apalagi pas di KBJ kemarin. Kok bisa bikin lagu seperti itu sih? Terus lagu pertama yang Mas Gatra ciptakan apa?

G : Hmmm..kalau enggak salah lagu pertama itu bikin pas kelas tiga SMP. Biasa, ABG, pas lagi naksir-naksiran sama cewek depan kelas. Belum aku sampaikan sampai sekarang sih lagu itu ke dia hahahahaha. Eh tapi sempat diulik sama band ku pas zaman SMP tapi belum sampai dibawakan. Keluarga tahu semua tentang lagu pertama itu dan kasih komentar.

KSM : Masih ingat liriknya? Tanggapan keluarga seperti apa?

G : Liriknya gimana ya, lupa sih tapi masih aku simpan sampai sekarang. Belum pernah aku tunjukkin ke siapa-siapa. Wah kalau keluarga, tanggapannya beragam. Soalnya aku terbuka sama keluarga sih, semua kegiatan seni yang aku lakukan disampaikan. Kakakku misalnya, dia yang memberi pengaruh cukup besar soal lirik. Misalnya pas aku bikin lagu dengan lirik yang menurutku sudah oke aku perlihatkan eh bagi dia biasa saja. Sempat bikin frustasi. Rasanya kok 'bajingaan ternyata masih jelek' gitu lah tapi jadi motivasi, sampai sekarang.

KSM : Wah jarang ada yang berani terbuka sama keluarga begitu, apalagi menyangkut cinta-cintaan pas ABG. Sebegitu besarnya kah pengaruh keluarga di diri Mas Gatra sampai berani terbuka?

G : Sangat sangat sangat besar. Aku kenal musik dari keluarga, dari Babehku. Aku kenal gitar juga dari Babehku. Belajar gitar dari SD kelas tiga atau kelas empat. Ada gitar Om dipinjam Babeh, babeh kan dulu musisi juga sering rekaman juga. Kok pas tak coba enak yo terus beli gitar wae. Diajarin sama Babeh, lagu pas pertama kali belajar itu Dewa yang Roman Picisan, versi simpelnya. Cuma tiga kunci doang. Terus Galang Rambu Anarki Iwan Fals pas diajari petikan.




KSM : Wah jadi penasaran gimana proses bermusiknya Mas Gatra. Masih ingat band pertamanya dan mainin apa awalnya?

G : Masih dong pas bikin band pertama langsung ikut festival pelajar se-Karisendenan. Mainin Peter Pan, padahal baru belajar melodi pertama itu di lagu Mimpi yang Sempurna. Kami bawain lagu yang "Di Atas Normal" dan "Khayalan Tingkat Tinggi".

KMS : Dapat juara enggak Mas?

G : Ya enggak lah, pesaingnya sangar-sangar. Mainin Rock hahahaha...SMA bikin band lagi ada yang dari teman SMP. Nah pas SMA ini pernah juara, mainin top 40 tapi diaransemen dikit-dikit.

KMS : Setelah kuliah baru ketemu sama teman-teman GIE ya? Aku baca di web awalnya takut-takut gitu pas diajak Mas Denny gabung GIE gitu ya?

G : Mulanya bukan GIE, tapi Marsudi. Seperti yang diceritakan di tulisan kemarin kami sebenarnya saling menawarkan, mereka mengajak Aku dan Mustofa sedangkan aku mengajak Shinjo (panggilan akrab Denny) dan Abe tapi mereka enggak mau. Kesan pertama sama Shinjo ini kok orangnya songong banget ya.

Shinjo (S) : Wahahaha kesan pertama lho, setelah kenal kan enggak kan kan kan? (Shinjo memelototi Gatra) sama seperti orang-orang yang pertama kali melihat Gatra 'wah melankolis ini orang' padahal ya iya hahahahahahahahahahaha

G : Sembarangan.

KMS : Eh gimana tadi lanjutkan ceritanya.

G : Oh iya, sampai mana tadi ya, oh iya aku bilang ke teman-teman bandku bahwa aku diajak Shinyo, ada perasaan takut juga kalau mereka marah. Tapi mereka malah mendukung, support.

KMS: Terus aku baca kalau Mas Gatra dan teman-teman menyeleksi orang buat jadi vokalis GIE gitu. Apa enggak ada orang-orang di sekeliling yang bisa diajak nyanyi?

G : Sebelum bertemu Wimar itu sempat bosan dan ingin berhenti karena begini-begini saja. Abe jadi penyemangat lalu bikin selebaran buat nyari vokalis, bahasanya Jamming bareng. Ada tujuh orang yang datang tapi kok enggak memenuhi kriteria kami.

KMS : Akhirnya bertemu Wimar di halaman KR itu ya?

G : Justru setelah jamming bareng itu tiba-tiba ada SMS masuk, 'Halo nama saya Wimar, umur 19 tahun blablabla' sopan banget isi SMS-nya. Terus kami janjian bertemu di angkringan KR mau ngobrol-ngobrol saja rencananya tapi kok lama ngobrol butuh gitar, jadi ambil ke rumah dulu terus jamming sama Wimar nyanyi beberapa lagu. Teriak-teriak dia di angkringan KR, percaya diri banget. Pas di jalan pulang kami langsung sepakat ni orang kayaknya aman deh. 

KMS : Nah balik ke Mas Gatra lagi, kan lagu-lagunya GIE sebagian besar Mas Gatra yang bikin dan pastinya dirembuk bareng di band. Ada lagu yang enggak boleh diutak-atik enggak sih? Pokoknya ini lagu kudu begini, enggak boleh dihilangkan unsur anu-anunya gitu. Ada enggak?

G : Enggak gitu banget juga, cuma lirik mungkin, tapi aku terbuka saja. Aku bilang ke anak-anak coba nyanyi dulu dengan lirik yang ini cocok enggak? Soalnya ada lirik yang enak ketika dinyanyikan dengan nada apakah ada yang rancu atau enggak. Lagu itu enggak cuma melodinya enak atau liriknya enak, tapi anak-anak enggak ada yang komplain juga hahaha

S : Gatra ni sebenarnya enggak membatasi cara permainan teman-teman, tapi Gatra menggarisbawahi bahwa lagu ini enggak lepas dari tema. Warna musiknya seperti ini karena temanya ini, jadi kesesuaian dan kesepakatan teman-teman juga. Diskusikan bareng.

KMS : Terus apa yang ada dalam kepala Mas Gatra saat membuat lagu "Sendiri Menikmatimu" atau "Jarak"? Dari pengalaman langsung atau interpretasi terhadap bacaan?

G : Wahahahahahahaha.....

KMS : Wah ini pasti ada anu-anu ini, ceritakan dong..soalnya lariknya kok bikin neggerus banget.

G : Hmmmm...sebagian lagu ada yang dari pengalaman sendiri, kebanyakan dari pengalamanku dan teman-teman sih. Yang ada dalam kepalaku waktu itu ya bagaimana bisa jujur saja. Duh berat nih jawabnya..hahahaha. Yah jujur saja, aku enggak berpikir efeknya lirik akan seperti apa. Intinya aku enggak mau membohongi kisah atau perasaanku sendiri dalam membuat lagu atau lirik. Apa sih yang lagi anu di dekat kita. Imajinatif ya tetap ada.

KMS : Oke oke I See..I See..eh enggak pengen solo karier po?

S: Suaranya jelek hahahahahahaha

G : Hahahaha enggak lah..aku juga enggak terlalu percaya diri kalau solo atau proyekan. Aku enggak ada proyek apa-apa, lebih enak fokus sama GIE.

KMS : Sejauh ini pernah kolaborasi sama siapa saja sih?

G : Beberapa ada, ya cuma bantuin mengisi gitarnya atau apa. Kalau belum lama ini sama Bang Dede Kumala, musik produsernya Ipang. Tiba-tiba menghubungi 'Gat aku ada lagu tolong isikan liriknya' terus dikirim lagunya, aku pelajari lagunya nuansanya terus dua hari jadi dan kirim balik. ALhamdulillah tanggapannya baik. Terus enggak lama setelah itu Bang Dede menghubungi lagi 'yang kemarin enak tapi lagi proses, tapi ini ada lagi nih tolong tulis lirik nanti aku bikin notasi lagunya' gitu terus aku kirim lagi. Masih digarap dan aku tidak banyak nanya soal apa atau proyek apa yang penting enjoy saja aku.

KMS : Udah ada lagu baru buat GIE belum?
G : Sudah ada, tapi enggak banyak baru sedikit. Dua sampai tiga album ke depan sudah ada lah...

- Kalangjati Saleh Muhammad



Related:




Terms · Press · Contact